Tugas Kuliah : Review Jurnal "ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR DI KAP DALAM ETIKA PROFESI (STUDI TERHADAP PERAN FAKTOR - FAKTOR INDIVIDUAL, LOCUS OF CONTROL, LAMA PENGALAMAN KERJA, GENDER DAN EQUITY SENSITIFITY)"
Nama
: Dhanang Abdhul Wahid
NPM
: 22214904
Tugas
: Review Jurnal
Review ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah “Etika
Profesi Akuntansi” sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma. Tugas ini disusun
oleh kelompok 4, yang membahas mengenai jurnal penelitian dibawah ini:
Judul
|
ANALISIS
PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR DI KAP DALAM ETIKA PROFESI (STUDI TERHADAP
PERAN FAKTOR - FAKTOR INDIVIDUAL, LOCUS
OF CONTROL, LAMA PENGALAMAN KERJA, GENDER
DAN EQUITY SENSITIFITY)
|
||||||||||||||||||||
Penulis
|
PUTRI NUGRAHANINGSIH
|
||||||||||||||||||||
Volume
|
SNA VIII Solo15 – 16 Seprtember
|
||||||||||||||||||||
Tahun
|
2005
|
||||||||||||||||||||
Reviewer
|
Ari Pambudi
Devi Septiani Dhanang Abdul W Rafi Mahasin Usmadita Rahmadani |
||||||||||||||||||||
Latar
Belakang
|
Banyaknya
isu-isu yang relevan (terpercaya) bagi profesi akuntansi tentang
masalah-masalah yang melibatkan profesi akuntan, faktor tersebut disebabkan
adanya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standard akuntansi dan etika,
dan isu ini terus berkembang karena seiring terjadinya pelanggaran etika
entah dilakukan oleh akuntan public, intern, maupun pemerintah. karena pada
dasarnya akuntan itu berkewajiban untuk menjaga standar perilaku mereka
kepada perusahaan/organisasi mereka berkerja, profesi, masyarakat dan diri
mereka sendiri. Disini penulis mengambil subjek auditor dimana sering
terjadinya dilematis dalam setting
auditing, seperti dimana klien tidak sepakat terhadap beberapa aspek
fungsi dan tujuan pemeriksaan auditor.
Penelitian ini meneliti
tentang pengaruh perbedaan faktor-faktor individual locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equity
sensitifity terhadap perilaku etis. Faktor utama yang menjadikan
penelitian ini berbeda peneliti akan menganalisis perbedaan perilaku etis dan
memfokuskan penelitian tentang presepsi auditor terhadap kode etik akuntan
(etika profesi).
|
||||||||||||||||||||
Rumusan
Masalah
|
Perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Untuk
mengetahui apakah terdapan perbedaan perilaku etis yang signifikan antara
auditor internal locus of control
dengan external locus of control?
2. Apakah
ada perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dengan
junior?
3. Apakah
ada perbedaan perilaku etis antara auditor pria dan wanita?
4. Apakah
ada perbedaan perilaku etis antara auditor yang termasuk kategori benervolents dan entitleds?
|
||||||||||||||||||||
Tujuan
|
Dan tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku etis antara auditor
berdasarkan faktor individual sebagai berikut:
1. Perilaku
etis antara auditor internal locus of
control dengan external locus of
control
2. Perilaku
etis antara auditor senior dan junior
3. Perilaku
etis antara auditor pria dan wanita
4. Perilaku
etis antara auditor yang termasuk kategori benevolent dan entitleds
|
||||||||||||||||||||
Landasan
Teori
|
Persepsi
Adalah tanggapan
langsung dari suatu kesan yang diterima seseorang melalui pengamatannya
terhadap lingkungan dengan menggunakan panca indra yang dimilikinya sehingga
ia peka terhadap lingkungannya. Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena
bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga
akan ditafsirkan berbeda oleh setiap
orang. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu
pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau penginterprestasian terhadap apa
yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap,
pendapat, dan tingkah laku atau bisa disebut sebagai perilaku individu.
Etika
dan Perilaku Etis
Perilaku
yang beretika dalam organisasi adalah yang melakukan tindakan secara adil
sesuai dengan hukum dan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Etika
dapat disimpulkan bahwa suatu hal yang berkaitan dengan masalah benar dan
salah, sedangkan etika profesi adalah yang berhubungan dengan dimensi sosial.
Etika profesi khusus, adalah etika yang berlaku pada profesi yang
bersangkutan, yang mana kali ini adalah akuntan.
Perilaku etis adalah
perilaku yang sesuai dengan etika-etika yang berlaku, dengan kata lain
perilaku etis adalah sama dengan moral. Pengembangan etika merupakan hal
penting bagi kesuksesan individu sebagai pemimpin suatu organisasi. Karena
memiliki moral yang tinggi merupakan komponen dari kepimpinan. Kemampuan
untuk dapat menilai etis dan tidak etisnya seseorang sangat berguna dalam
semua profesi akuntansi, termasuk auditor. Jika seorang auditor melakukan
perilaku yang tidak etis, maka dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat
terhadap profesi auditor tersebut.
Peran
Kode Etik Akuntansi Indonesia
Kode etik akuntan merupakan
norma perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para klien,
antara auditor dengan teman se-profesinya, dan antara auditor dengan
masyarakat. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia adalah suatu panduan dan
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai auditor, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di ingkungan dunia
pendidikan. Kode etik tersebut dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Faktor-Faktor
Individual
1.
LOC (Locus Of Control)
Cara pandang seseorang dalam
menghadapi suatu peristiwa yang dihadapinya, bias atau tidaknya seseorang
tersebut mengendaikan peristiwa yang sedang terjadi.
·
Internal
Locus Of Control
Cara pandang bahwa segala hasil yang
didapat, baik atau buruk dilihat dari tindakan yang dilakukannya, kapasitas
dirinya dalam menerima dan mengatasi peristiwa yang terjadi, dan faktor -
faktor lain yang ada dalam dirinya.
·
External
Locus Of Control
Cara pandang bahwa segala hasil yang
didapat, baik atau buruk dilihat dari keberuntungan yang diraih, kesempatan
yang dimiliki, dan takdir yang dialami, biasanya kurang bertanggung jawab
dikarenakan meletakkan tanggung jawab diluar kendali dirinya.
2. Lama
Pengalaman Kerja
Years
Of Job Experience atau lama pengalaman kerja seseorang
dibagi menjadi dua yaitu, katagori senior apabila telah bekerja lebih dari
dua tahun dan junior dibawah dua tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan persepsi yang signifikan terhadap kode etik akuntan Indonesia
antara auditor senior dan auditor junior, dimana perbedaan perilaku etis
tersebut didasari pada lamanya pengalaman seseorang bekerja.
3.
Gender
Jenis
kelamin Pria dan wanita akan menunjukkan perbedaan dalam berperilaku dan
bertindak, semuanya didasarkan pada sifat yang dimiliki dan kodrat yang telah
diberikan secara biologis. Reiss dan Mitra melakukan penelitian tentang efek dari perbedaan faktor-faktor
individual dalam kemampuan menerima perilaku etis atau tidak etis. Salah satu
hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih etis dibandingkan pria.
4.
Equity Sensitivity
Equity
berhubungan dengan keadilan yang dirasakan seseorang dibandingkan dengan
orang lain. Equity sensitivity
menjelaskan tentang perbedaan perilaku etis dan tidak etis yang disebabkan
atas karakteristis seseorang.
·
Benevolents
Individu benevolents merasa
adil (equity) ketika input lebih
besar dari pada output.
·
Entitleds
Individu entitleds merasa adil (equity)
ketika output lebih besar dari pada
input.
|
||||||||||||||||||||
Hipotesis
Penelitian
|
H1: Terdapat perbedaan perilaku
etis antara auditor dengan internal locus of control dan auditor dengan
external locus of control.
H2: Terdapat perbedaan perilaku
etis antara auditor senior dan auditor yunior.
H3: Terdapat perbedaan perilaku
etis antara auditor pria dan auditor wanita.
H4: Terdapat perbedaan perilaku
etis antara auditor yang termasuk kategori benevolents dan auditor yang
termasuk entitleds.
|
||||||||||||||||||||
Metode
Penelitian
|
Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Surakarta dan DIY. Untuk menentukan
sampel dalam penelitian ini, yang di perlukan adalah informasi akan
dikumpulkan dari anggota populasi yang dapat ditemui dengan mudah untuk memberikan informasi tersebut.
|
||||||||||||||||||||
Pengukuran
Variabel
|
1.
Variabel
Perilaku Etis
Perilaku
etis didefinisikan sebagai pelaksanaan tindakan fair sesuai hukum konstitusional
dan peraturan pemerintah yang dapat diaplikasikan (Steiner dalam Reiss dan
Mitra, 1998. Variabel
ini akan diukur dengan menggunakan instrument Workplace Behaviour Scale (WBS) yang telah dikembangkan oleh
Jones (1990). WBS menggunakan 10 item pertanyaan
dalam kuesioner yang diukur dengan 5 poin skala likert yaitu: (1) sangat
dapat diterima, (2) dapat diterima, (3) tidak pasti, (4) tidak dapat diterima,
dan (5) sangat tidak dapat diterima. Perilaku etis ditunjukkan oleh perolehan
skor dari WBS, semakin tinggi skor WBS maka memiliki perilaku yang semakin
etis, sebaliknya semakin sedikit skor WBS maka memiliki perilaku semakin
kurang etis.
2.
Locus of control (LOC)
Locus of control
(LOC) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat
atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya
(Rotter dalam Prasetyo, 2002). Variabel ini akan diukur dengan menggunakan instrumen Work Locus of Control
Scale (WLCS) yang telah dikembangkan oleh Spector (1988). WLCS menggunakan 16
item pertanyaan dengan 5 poin skala likert yaitu: (1) sangat tidak setuju,
(2) tidak setuju, (3) tidak pasti, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
Internal LOC ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang lebih kecil dari
mean score dan sebaliknya untuk external LOC diindikasikan oleh nilai jawaban
responden lebih besar dari mean score.
3.
Lama
Pengalaman Kerja dan Gender
Lama
pengalaman kerja adalah jangka waktu (tahun) seorang auditor berkerja. Penilitian ini di
bagi menjadi 2 mereka yang telah bekerja lebih dari dua tahun dikategorikan
sebagai auditor senior dan mereka yang bekerja di bawah dua tahun sebagai
auditor yunior. Konsep gender dalam penelitian ini berdasarkan konsep seks
(jenis kelamin). Dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Data ini diperoleh
dari kuesioner bagian D yaitu Data Demografi Responden.
4.
Equity Sensitivity
Equity ini adalah yang berhubungan
dengan keadilan yang dirasakan seseorang dibanding orang lain ( Sashkin dan
Williams dalam Fauzi, 2001). Variabel
ini akan diukur dengan menggunakan instrumen
Equity Sensitivity Instrument (ESI) yang dikembangkan
oleh Huseman (1985). ESI menggunakan 5 pertanyaan dengan nilai ESI berkisar
0-10 untuk tiap pertanyaan. Untuk menskor instrumen, maka tambahkan poin-poin
yang dialokasikan untuk respon benevolents (1a, 2a, 3b, 4b, 5b). Seorang
individu akan masuk kategori entitleds
apabila nilai < meanscore, dan
kategori benevolents apabila nilai
> meanscore.
|
||||||||||||||||||||
Sumber
dan Pengumpulan Data
|
Data
primer dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner
ini akan dibagikan kepada responden untuk mengukur tingkat perilaku etis, equity sensitivity, dan locus of control. Selain itu kuesioner
ini memuat data demografi responden yang dibutuhkan dalam analisis data.
Penyebaran kuesioner kepada responden dilakukan dengan mendatangi KAP tempat
responden bekerja, yaitu di Surakarta dan Yogyakarta. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: jurnal,
sumber lain berupa buku, maupun skripsi dan tesis yang tidak diterbitkan
dalam penelitian ini, dan dengan cara mendownload artikel diinternet.
|
||||||||||||||||||||
Metode
Analisis Data
|
Pengujian
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrak (construct validity) dan teknik yang
digunakan adalah dengan Pearson Product Moment. Teknik uji reliabilitas yang
digunakan adalah reliabilitas konsistensi internat. Untuk menguji hipotesis
digunakan alat uji statistik, yaitu Independent Sample T-Test. Pada
Independent Sample T-Test terdapat dua tahapan analisis yaitu Levene's Test
dan T-Test (Santoso, 2001). Semua teknik analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS version 11.0 forwindows. Untuk
mengetahui bagaimana persepsi auditor tentang kode etik maka dalamanalisis
tambahan digunakan uji proporsi. Uji proporsi ini dilakukan dengan menghitung
persentase jawaban dari pernyataan mengenai persepsi terhadap kode etik.
Jawaban dikelompokkan dalam format setuju dan tidak setuju untuk masing-masing
responden.
|
||||||||||||||||||||
Hasil
Pengujian
|
Hasil uji validitas untuk semua item
pertanyaan menunjukkan angka yang signifikan pada level 0,01, dimana nilai p-value
lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu sebesar 5%. Kesimpulannya,
seluruh item pertanyaan valid dan dapat diikutsertakan dalam tahap pengujian
selanjutnya.
Uji reliabilitas dilakukan dengan
menghitung Cronbach’s Alpha dimana hasil alpha akan dibandingkan
dengan indeks. Dapat disimpulkan hasil uji reliabilitas data yang digunakan
dalam penelitian ini sangat andal atau tingkat realibitasnya sangat tinggi.
Hasil pengujian normalitas p-value sebesar
0,672 nilai probabilitas ini lebih besar dari taraf signifikansi (0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data dalam penelitian ini
adalah normal, sehingga uji hipotesis penelitian bisa dilakukan dengan
menggunakan alat uji statistik parametrik.
|
||||||||||||||||||||
Hasil
Penelitian
|
|
||||||||||||||||||||
Hasil
Uji Proporsi
|
Analisis
tambahan dalam penelitian ini menggunakan uji proporsi dengan tujuan
mengetahui presepsi auditor terhadap kode etik akuntan Indonesia. Secara umum
responden (auditor) setuju bahwa seorang auditor harus senantiasa menjaga
ketaatannya terhadap kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI. Kesimpulannya,
seluruh responden (auditor) dalam penelitian ini memiliki presepsi positif
terhadap kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dapat dilihat dari
presentase jawaban setuju yang lebih besar daripada jawaban tidak setuju. Namun demikian, berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, masing-masing responden (auditor) mempunyai perbedaan rata-rata
perilaku etis yang signifikan untuk setiap faktor-faktor individual yang
dimilikinya
|
||||||||||||||||||||
Kesimpulan
|
Berdasarkan hasil analisis
data yang telah dikumpulkan dan diolah, diketahui secara statistik terdapat
perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor eksternal locus of control dan auditor internal locus of control. Terdapat perbedaan
perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dan auditor yunior. Tidak
terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor pria dan
auditor wanita. Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara
auditor benevolents dan entitleds. Secara keseluruhan auditor
dalam penelitian ini memiliki presepsi positif terhadap kode etik akuntansi
indonesia sehingga seluruh responden memiliki perilaku yang etis, namun
demikian menurut hasil uji hipotesis setiap auditor mempunyai perilaku etis
yang berbeda dari masing-masing individu dan faktor individual yang
dimilikinya.
|
Jurnal aslinya bisa diunduh
disini
Komentar
Posting Komentar